Kamis, 13 Desember 2012

Pukul Telak

Mungkin wanita berkepala batu sudah ditakdirkan Tuhan dengan pria lembut. Tapi kelembutan pria ada batasnya ketika alkohol dan zat lainnya masuk ke dalam tubuh, jantung berpicu lebih cepat dari biasanya dan otak sudah tidak dapat berpikir rasional, saat itulah seorang pria lembut sekalipun bisa mencakar wanitanya sendiri. Apa yang dipikirkan wanitanya ketika itu, bergegas menemui kekasihnya karena takut prianya ingkar janji tidak datang menemuinya atau datang tapi tidak tepat waktu dan datang pada kondisi terburuknya. Pertengkaran akhirnya berkecamuk, adu argument yang tidak ada juntrungannyapun tak dapat dihindari, emosi yang tidak bisa terkontrol membuat dua-duanya baku hantam, wanita itu tidak bisa membalas prianya memukul, keluarganya pun turun tangan. Pria itu dipukul babak belur tidak melawan, hidung dan mulutnya keluar darah, wanitanya sempat memeluk dan membasuh darahnya tetapi dalam hati senyum kegirangan. Setelah perkara, wanita itu seharusnya menjauhi prianya, tetapi bersikukuh tidak mau. Jadi buat apa adegan sia-sia tersebut. Keburukan mereka satu sama lain hanya sekejap membuat mereka tertegun, lalu mereka kembali lupa diri. Kembalilah mereka kembali untuk mengulangi tragedi yang sifatnya serupa, kembali yang pada akhirnya hanya untuk berpisah jua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar