Kita sama, hanya berada dalam kota yang berbeda.
Kita memandangi langit yang sama, hanya jarak terlampau menjeda.
Hujan yang membasahi kitapun sama, hanya waktu dan tempat ia terjatuh yang berbeda.
Ingin aku menjadi bait yang kau putar dalam melodi bassmu.
Ingin aku menjadi lirik dimana kau menciptakan sebuah lagu.
Seperti halnya sajak dan puisi ku yang selalu tertuju padamu,
tanpa kau baca dan tak perlu kau tahu.
Pada jarak kumeronta-ronta, sekalipun dekat belum tentu kau adalah rumah yang ingin kutuju.
Pada Tuhan ku mengemis mempersingkat jarak, sekalipun dekat belum tentu kau yang ingin kudekap.
Ini hanya sepenggal sajak yang tidak tersampaikan karena dipisahkan jarak.
Entahlah sampai kapan aku berhenti menulis puisi tentang jarak, sampai kapan aku berhenti menyertakan kamu dalam setiap tulisan-tulisanku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar