Aku hanya sedang mengamini bahwa tidak ada kesempatan kedua, bukan berarti tidak menginginkanmu kembali. Cemasku sedang menunggu dekapmu, walau bukan lenganku lagi yang kau inginkan untuk memeluk mungil tubuhmu. Dulu aku menginginkanmu sebegitu ingin hingga tubuhku gemetar, sekarang
aku sangat merindukanmu sebegitu rindu hingga airmata ini beurai. Cintaku padamu memang horizontal tapi biarkan rindu ini kulakukan secara vertikal agar hanya Tuhan dan aku yang tahu. Rinduku dipukul telak ketiadaan dan keacuhanmu, rasakan ku dirajam khilaf cintamu di masa lampau. Datanglah saat kau butuh, hampiri aku saat kau rindu dan pergilah biar ku mengalah dengan waktu. Angan-angan kita sedang mandi hujan, impianmu sudah berganti sweater, sedang harapanku beranjak ke kamar mandi pun belum. Lembab, basah, gelap, kedinginan dan masih menunggumu kembali pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar