Aneh, mengapa aku?
Banyak wanita menuju dan berada di sekelilingmu. Awalnya adaku selalu ditiadakan. Aku selalu menjadi deret terakhir orang yang kamu prioritaskan. Aku sangat jauh dari kriteriamu. Aku selalu dianak tirikan. Aku adalah objek penderita, hanya pelengkap kalimat tentangmu, sedang aku selalu menuliskanmu sebagai subjek pertamaku. Aku menemukanmu yang tengah mencari selain aku. Sampai menghitam keningku bersujud dan luka lututku meminta kamu. Kamu adalah Nazar yang sudah terlanjur aku ucapkan.
Tak emosi walau berkali-kali diabaikan, hanya tertegun diam lalu diam-diam aku beranjak pergi.
Kau lelah mengejar dan dikejar, pada akhirnya cinta sebenar-benarnya cinta akan berpulang di hati ke pemiliknya yang sabar. Sukmaku terdiam kau mengoyak hebat gigir lukaku. Sayangnya kehadiranmu hanya melembabkan retak-retak tanah, kesepianku. Menerima hadirmu kembali bak dada yang siap untuk kau lubangi lagi. Mungkin salah satu kelebihanku adalah menerima banyak kurangmu.
Semoga akulah keputusan matang yang telah kau pikirkan lebih dari sekadar masak atau mungkin aku adalah kekeliruan yang kelak akan engkau sadari. Cintai aku saat ini lalu mulai terbiasalah nanti. Ternyata menyayangimu adalah perjalanan ketabahan untuk seorang aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar