Jika mata dan otak didesign untuk melihat segala sesuatu secara
subjektif dahulu baru objektif baiknya hati kita yang berkenalan lebih
dulu. Mungkin aku bukan yang terbaik yang pernah kau temui bukan pula yang terindah dari yang pernah kau miliki serta aku tak dapat menyajikan apa-apa perihal kedatanganmu dalam hidupku kecuali seikat kebahagiaan. Pahatlah aku dengan huruf kapital tebal pada hatimu. Terima kasih dengan telah bangga memiliki keseluruhan dari padaku seperangkat dengan banyak kekurangnya. Sebelum ada kamu senyumku tak pernah semerkah ini. Cintaku seketika jatuh ketika kau menyetuh langit hatiku. Aku menyerah, hati dan pikiranku dikepung banyak tentangmu. Dalam hal ketidakkonsistenan diriku satu hal yang konsisten yaitu perihal mencintai dirimu. Setidaknya kita pernah saling menemukan sebagai dua jauh yang semoga dapat disatukan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar