Aku menunggumu tidak lebih lama dari kereta sore itu. Aku mengenalmu cukup lama tapi hatiku tetap tak benar-benar mengenalimu. Kukira kau sosok pendiam yang tertutup, tapi sepertinya di dekatku kau bicara lebih banyak dari kemauanmu. Katamu aku ini orang yang angin-anginan, menit ini mau di detik berikutnya bisa berubah, aku memang peragu oleh itu butuh seseorang paling tidak yang sepemikiran denganku untuk sekadar meyakiniku.