Di sebuah malam.
Pertengakaran
terjadi di telepon genggam, padahal sebelumnya mereka membicarakan tentang pertengkaran
hubungan orang lain. Dia menangis lalu menutup telepon genggamnya. Lalu
berharap, mantannya masih berusaha menghubungi dan menanyakan kenapa.
Di menit berikutnya.
Benar saja mantannya
menelpon dia kembali dan menanyakan mengapa. Mantannya bilang maaf dan memohon jangan
pergi darinya. Tetapi dia bersikeras untuk pergi bukan lagi karena tak cinta,
tetapi karena malu dan kehilangan muka di depan mantan kekasihnya sendiri untuk
masalah yang tak dapat dipahami selain orang yang dipercayai mendengarkan
masalah ini.
Di balik selimut yang menutup wajahnya.
Tanganya tidak lepas dari telepon genggam yang sudah beberapa kali dilempar
begitu saja di bawah tempat tidur. Diambil, dilihat dan dilempar lagi. Sebelum ia memutuskan benar-benar mematikan penuh telepon genggamnya.
Di balik komputer duduk.
Keesokan hari, mantannya masih
menghubunginya dengan panggilan tidak semanja biasanya lewat pesan yang sengaja ditunda namun pada akhirnya tetap dibuka. Mantannya masih bilang
maaf dan semua akan baik-baik saja, segala masalah pasti ada solusi dan akan dilewati bersama. Tetapi dia marah dan berkata mantannya tak
berhak menghubunginya lagi setelah apa yang terjadi malam itu. Selang beberapa menit dia justru menghubungi
mantannya. Ya teleponnya tak diangkat. Lalu mantannya
menghubunginya kembali, mantannya memberi alasan tak mengangkat telepon karena sedang berada di kamar mandi, tetapi tak lama teleponnya dimatikan, ketakutan akan pulsa yang habis jika dipakai menelpon hanya untuk mendengar ucap serapah. Dia mencoba
menelpon kembali mantannya berkali-kali, ternyata mantannya menolak teleponnya sesering dia melakukan panggilan keluar.
Sejak itu dia memutuskan untuk menghapus semua kontak mantannya dan memblokir semua sosial medianya.
Sejak itu dia memutuskan untuk menghapus semua kontak mantannya dan memblokir semua sosial medianya.
Dan dia telah menyiapkan sebuah harapan yang dibuatnya sendiri.
Nanti jika mantannya menghubungi timbulah percakapan ini:
“maaf nomer siapa ini?”
Dan beberapa hari telah terlewati.
Tidak ada nomer yang dia kenali menghubunginya.
Itulah akhir hubungan dia dengan kekasih keduanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar