Tidak selamanya ucapan
“Hi, apa kabar?” akan terjawab dengan “Kabar baik,”
sisanya berakhir dengan "Jemput di depan komplek ya, anterin aku ke sini (menyebutkan suatu tempat karena ada suatu urusan)."
Pintu gerbang berderit langkah tegas namun gontai memasuki rumahku seraya menyium telapak tangan Ibu. “Masih inget aku gak tante?” Sebelum Ibu mengenalinya aku yang merasa cemas langsung menarik tangannya keluar rumah mengingat dia pernah disuruh pulang Ayah karena bertato di seluruh tubuh dan sekarang di wajahnya juga. Ayah tak suka aku dijemput dia yang mesin motornya berisik.