Selasa, 10 Juli 2012

Ku Tuliskan Puisi di Gelombang Laut dan Arus Menghanyutkannya Sampai ke Teluk

Nahkoda yang tangguh biasanya berada dikapal yang rapuh dengan samudra luas nan dalam serta ombak tinggi dan angin yang kencang.
Itulah yang menjadi pondasi cinta kita.
Dibangun dari puing-puing reruntuhan kapal yang karam berharap dapat saling melengkapi dan menutupi segala kekurangan.
Aku serupa bulu babi di antara terumbu karang, dan kau memilihku sang wanita garang.
Demi camar laut dan pepucuk ombak, kita berjuang untuk menepis segala ragu yang belum tersibak.
Membiru laut di hamparan semesta, anggun pelangi bertabur warna, mungkin fatamorgana, tapi kuharap ini cinta tulus dari nirwana.
Tuhan memberimu penglihatan dengan retina dan kornea mata di dalamnya, hanya untuk melihat sosok kurangku yang kau puji dengan mata terbuka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar