Siapakah kau?, tamu tak diundang. Tiba-tiba datang tanpa pemberitahuan memaksa masuk ke ruang hati yang rapuh ini. Dengan segala upaya, akupun luluh mencintaimu seperti pagi yang datang terlalu dini ketika aku masih terjaga belum bersiap sama sekali. Di dekatmu aku bahagia, tanpa sedikitpun menaruh prasangka curiga.
Namun bergilirnya waktu menapaki hari, kutanyakan dalam hati berapa banyak wanita dalam hidupmu yang telah kau agungkan dalam suara doamu?, ternyata bukan hanya aku. Kecewa mendapati kenyataan aku hanya seorang yang diduakan. Aku hanya bisa berbisik pada Tuhan, berikan aku ketegaran untuk melewati kenangan yang paling indah namun menyedihkan ini. Ternyata perasaan kasih ada batasnya, ingatlah sayang kesempatan bisa datang berkali-kali namun tidak akan pernah sama. Saat air mata mengering, saat itu pula hati kerontang tanpa maaf dan tidak ingin mencoba mencintaimu sekali lagi.
Namun bergilirnya waktu menapaki hari, kutanyakan dalam hati berapa banyak wanita dalam hidupmu yang telah kau agungkan dalam suara doamu?, ternyata bukan hanya aku. Kecewa mendapati kenyataan aku hanya seorang yang diduakan. Aku hanya bisa berbisik pada Tuhan, berikan aku ketegaran untuk melewati kenangan yang paling indah namun menyedihkan ini. Ternyata perasaan kasih ada batasnya, ingatlah sayang kesempatan bisa datang berkali-kali namun tidak akan pernah sama. Saat air mata mengering, saat itu pula hati kerontang tanpa maaf dan tidak ingin mencoba mencintaimu sekali lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar