Tiga Oktober dua ribu dua belas kemarin seharusnya menjadi hari bahagia untuk salah satu sahabatku tercinta, bertambahnya usia dan dilamar kekasihnya merupakan kado terindah dari Tuhan untuknya. Seperti biasa kami berkumpul dalam canda tawa dalam senda gurau, mungkin malam itu kondisi fisik dan hati dari seorang sahabat lainnya sedang tidak enak ditambah mungkin ada omonganku yang sedikit menyinggung perasaannya, seketika malam itu pun berubah.
Bagaimana bisa dipikirannya saya mencampuri urusan yang bukan urusan saya padahal semua tahu termasuk kamu dari mereka semua, saya yang paling cenderung cuek, apa adanya, paling tidak suka gosip, tidak suka ngomongin orang dan tidak kenal banyak orang di lingkungan rumah. Mana mungkin saya mencampuri urusanmu sedang urusanku masih banyak, mencampuri kehidupanmu padahal kehidupanku jauh lebih menyenangkan dan menarik untuk saya pribadi. Ku pikir ini hanya amarahmu sesaat maka kubiarkan.
Saya sudah pernah
berada pada bahtera yang anginnya lebih kencang serta arus dan gelombangnya jauh lebih besar dari pada ini. Jadi mental saya sudah terlatih, ditambah saya sudah lama belajar membaca karakter seseorang dan saya tahu percis karakter kamu. Namanya juga hidup, kadang sungguh tak adil kadang keras dan kejam maka terbiasalah. Terkadang orang yang cerdas bukan hanya dia yang pintar secara akademik, tapi tahu bagaimana cara ia bersikap dan menarik diri yang memang bukan merupakan peperangannya.
berada pada bahtera yang anginnya lebih kencang serta arus dan gelombangnya jauh lebih besar dari pada ini. Jadi mental saya sudah terlatih, ditambah saya sudah lama belajar membaca karakter seseorang dan saya tahu percis karakter kamu. Namanya juga hidup, kadang sungguh tak adil kadang keras dan kejam maka terbiasalah. Terkadang orang yang cerdas bukan hanya dia yang pintar secara akademik, tapi tahu bagaimana cara ia bersikap dan menarik diri yang memang bukan merupakan peperangannya.
Untuk seorang saya hal kedua yang paling mudah saya lakukan setelah berterima kasih adalah meminta maaf. Saya tidak terlalu angkuh untuk melakukan itu hanya saja menunggu waktu. Sekali lagi saya meminta maaf untuk sahabatku dan hadapi semua masalah dengan lapang dada, hati boleh panas kepala jangan.
Terima kasih pengalaman...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar