Senja itu aku tertidur di ruang tamu, menyandarkan kepala di bahu teman kampusku yang gagah,
jangan bilang teman yang lain bungkamku dengan sebuah kecupan di
bibirnya. Aku mengingat banyak wajah di sela cumbu hari baru atau malah
mungkin hari akhirku dengannya. Sekilas dalam bola matamu, ku lihat apa
itu surga, hingga kau sekat dan memilih memejam untuk sekadar
mengelabuhi pandanganku. Setelah berpeluh denganku, malamnya ia dibawa ke psikater lagi, dia memang sedang sakit, ku rasakan kulitnya hangat yang menghangatkan, maaf kataku, besok tapi lagi ya ujarku dalam hati.
Waktu berselang pecutan kata keluar dari bibirmu yang serentak membuyarkan sukmaku, tiba-tiba kau marah. Salahku apa?.