Kamis, 14 November 2013

Apapun Profesinya Kembali ke Pribadinya

Ini ruang publik dan tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman dan opini pribadi, silahkan yang tidak suka menjadi hak pembaca.

Ketika kita benci dan traumatik pada satu profesi tapi kawan-kawan terdekat kita ada yang berprofesi demikian menjadi perang batin tersendiri untuk kita. Sales Promotion Girls contohnya atau biasa yang disebut SPG. Jujur saya benci SPG dari dulu, kupikir menang fisik doank bekerja tanpa menggunakan otak tapi berpenghasilan melimpah, tapi SPG yang bagaimana dulu yang saya tidak suka, saya benci dengan SPG yang selain menawarkan barang dagangannya, menawarkan dirinya pula, apalagi biasanya yang levelannya under dan usianya masih belasan lebih sedikit, yang masih jaga di agen, counter / toko, yang tidak berseragam atau yang berseragam tapi tak bagus, yang fee hariannya masih kecil, yang biasanya tengil, banyak tingkah, yang laguannya pengen banget kita bayarin, yang cabe-cabeanlah yah kalau orang-orang zaman sekarang bilang (pocket/ketket). Karena SPG yang pada tahap pemain atau levelannya sudah di atas (Event, MC, Reguler Berkelas) terkadang lebih bermoral dan main bersih daripada SPG yang under ini.

Saya menulis ini sesuai fakta karena saya besar di lingkungan perusahaan rokok terbesar di Indonesia dan notabene nya mempekerjakan banyak SPG dan saya bisa mengutarakan ini karena saya ada di beberapa kejadian.

Pernah suatu waktu seorang laki-laki berkata pada istrinya hendak pergi bekerja karena ada event dari kantor padahal hari itu weekend. Kenyataannya malah pergi bertamasya dan mengajak SPG teman kantornya, ketahuan istrinya dan sekarang bercerai dengan meninggalkan dua orang anak. 
Pernah juga laki-laki yang sudah berkeluarga lainnya dengan terang-terangan bermesraan dengan wanita SPG setiap kali di kantor di depan mata saya, seraya dengan santai berkata ini hanya sepupu. Dia pikir saya bodoh, mungkin sepupu ketemu gede iya. Padahal saya tahu percis dia sudah mempunyai istri dan anak satu.
Ada pula laki-laki lainnya yang izin outing dari kantor bawa anak sebagai alibi, dan sampai tujuan malah main dalam tanda kutip dengan SPG di dalam mobil dan kamar mandi.
Nuraninya di mana laki-laki tersebut. Hatinya di mana para SPG itu. Sejatinya selingkuh bisa terjadi karena adanya penggoda dan tergoda.

Pada dasarnya apapun profesinya terlepas dari SPG atau bukan perempuan murahan selalu akan ada dan pria brengsek bajingan jumlahnya terlalu banyak. Kembali lagi ke pribadi dan sifat masing-masing individu, tidak semua SPG pun seperti itu, ya kalau mentalnya hobi selingkuh ya selingkuh aja apapun pekerjaannya yang penting ada kesempatan dan lawan.

Kemarin kawan kita diselingkuhi, besok, lusa atau hari ini giliran kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar