Jumat, 01 November 2013

Perkara Gantungan Kunci

"Tengahnya air apa?" seorang bocah keturunan Tionghoa sekitar umur enam tahun menanyakan perihal itu kepada kami, kami itu aku dan In. In menjawab laut, salah katanya, lalu dijawab lagi perahu, nelayan, becek atau apalah disebutnya dan jawabannya pun masih salah. Lalu aku menawab 'i' tengahnya air itu i, huruf i, "ya benar, benar Kak Nad" teriaknya kegirangan. "Wah jawabanku benar" gumanku, walau tebak-tebakkan ini belum pernah kudengar sebelumnya.
Dia pria hebat jika besar nanti, lahir dari keluarga keturunan Tionghoa yang mempunyai agen besar di daerah tersebut. Pintar di kelas, selalu juara satu, jika ada sebelas soal ujian dan satu saja salah, ibunya selalu memarahinya walaupun jumlah benarnya tetap sepuluh. Jika Samson kekuatanya di bulu ketiak, lain dengan anak ini, jika mandi ia punya kebiasaan selalu tidak pernah mau diguyur kepalanya, dia berkata jika kepala dan rambutnya dibasahi, kepintaran dan apa-apa yang pernah diketahui, yang dipelajari, yang sudah terekam di memori kepalanya akan luntur bersama air tersebut, aneh memang. 
Tapi sehebat-hebatnya ia kelak, percayalah ia dari agen dan akan kembali ke agen, dalam hatiku berguman.

Suatu ketika dia pulang dari Jogja membawakan In buah tangan berupa gantungan kunci. Gantungan kuncinya tinggal tiga. Gantungan kuncinya berbentuk candi Borobudur, yang dua di dalam piramida kaca dan yang satunya lagi telanjang. Ia memegang dan menunjukkan ketiganya. 
In diberinya yang telanjang, In berkata "kamu kok tega memberiku yang jelek, kan yang ada kacanya masih ada dua" seraya In menggoda.
Dia menjawab "om yang ini saja, jika kacanya pecah sudah tidak lagu utuh, maka kuberi om In yang bentuknya beda ini, yang tak ada piramida kacanya." 
"Oh begitu, baiklah" sembari In menerima pemberiannya. 
Tapi beberapa menit kemudian ia berubah pikiran dan menukarnya dengan yang ada piramida kacanya.

Sering dari kita jika ingin memberi sesuatu yang memang sudah kita pilihkan, yang tidak dijadikan pilihan tidak ditunjukkan. Jika kau ditunjukkan yang tidak boleh dipilih artinya ada kemungkinan pilihan yang tidak boleh dipilih tersebut malah akan diberi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar