Aku ingat betul pelajaran agama yang kudapat ketika Sekolah Dasar dulu. Pelajaran agama menjadi salah satu pelajaran yang aku minati, karena apa? karena pengajar yang masih muda, pintar, energik dan yang terpenting adalah anak muridnya diajarkan dengan cara tidak menggurui. Beliau banyak menceritakan kisah-kisah ringan yang membuat murid berpikir dan mengambil pelajaran dari ceritanya tersebut. Lebih tepatnya pelajaran moral.
Salah satu ceritanya yang sampai sekarang kuingat adalah tentang seseorang pada zaman Nabi, sebut saja namanya Pulan.
Di terik Padang Pasir, sebagian orang pada tengah hari biasanya lebih memilih berdiam diri di hunian masing-masing, tetapi tidak dengan Pulan, dia lebih sering berjalan-jalan siang ke luar rumah.
Suatu hari yang panas, ia berteriak-teriak meminta tolong 'Tolong-tolong' katanya lantang 'Aku ingin digigit anjing' tambahnya. Wargapun panik segera bergegas keluar rumah hendak menolongnya, tetapi ternyata tidak ada anjing di sana, Pulan tersenyum dan berkata dia hanya bergurau. Wargapun kesal melihat tingkahnya serta merta meninggalkannya dan kembali masuk ke kediaman masing-masing.
Suatu hari yang tak teduh ada suara orang meminta tolong dari kejauhan 'Tolong-tolong' katanya memohon, 'Ada ular yang ingin mencoba melilitku' ringis orang tersebut. Wargapun cepat berkumpul sambil membawa alat yang memungkinkan bisa mengusir ular serta berlarian mencari sumber suara, ditemuinya lah Pulan yang menjadi muasal suara tersebut. Pulan berkata, tidak ada ular di sini, tidak akan ada ular yang bisa menggigitku sekalipun dengan bisanya yang beracun. Warga menjadi murka tapi tetap sabar melihat ulahnya Pulan sambil beriringan meninggalkan Pulan sendirian.
Pada hari yang berbeda, Pulan kembali berteriak meminta tolong 'Tolong-tolong' katanya parau 'Ada serigala dengan taringnya yang tajam hendak menerkam' Pulan menambahkan. Keadaan sekitar terasa hening. Pulan berteriak lagi lebih kencang dan semakin kencang meminta tolong. Tapi keadaan tetap hening, tidak ada satu orangpun yang menghiraukan teriakan Pulan tersebut. Tidak ada yang keluar rumah satu wargapun untuk membantu. Tak lama suara itupun tak terdengar lagi.
'Ah, bisa saja itu Pulan membohongi kita lagi, tak usah dihirau teriakannya tersebut, bisa saja dia sedang lagi-lagi cari perhatian' Salah seorang warga berguman dengan warga lainnya.
Setelah matahari sudah tidak berada tepat di atas kepala beberapa warga ada yang keluar rumah hendak melakukan aktivitas dan terkejutlah mereka ada mayat tergeletak tercabik binatang buas. Dilihatlah, mayat tersebut adalah Pulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar