Hai laki-laki yang beberapa kali kuhadiahi buku walau ku tahu kau tak pernah membacanya tapi selalu turut kau bawa. Pikiranku pernah seronok memikirkan kita, lancang membuatmu tumbuh dewasa di tak seharusnya usia.
Tiap malam kita hanya mengulang pertengkaran demi pertengkaran, serta pertikaian bahasa. Padahal setiap bertemu tak ada salah satu dari kita pada paham masing-masing saling tak paham. Kita pernah berkata sehebat apapun kita bertengkar, ketika esok tiba, seharusnya perasaan kita masih di tempat yg sama; saling mencinta. Tapi ada hari di mana puncak persitengangan kita membawa pada kata tiada. Semoga tidak ada imbuhan selamanya.
Tiap malam kita hanya mengulang pertengkaran demi pertengkaran, serta pertikaian bahasa. Padahal setiap bertemu tak ada salah satu dari kita pada paham masing-masing saling tak paham. Kita pernah berkata sehebat apapun kita bertengkar, ketika esok tiba, seharusnya perasaan kita masih di tempat yg sama; saling mencinta. Tapi ada hari di mana puncak persitengangan kita membawa pada kata tiada. Semoga tidak ada imbuhan selamanya.
Dari aku yang selalu memikirkanmu dan mempunyai tanya dalam hati mengapa setelah malam itu kau tak pernah mengangkat teleponku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar