Sabtu, 13 Mei 2017

Ingin Memelukmu Bahkan Lebih Erat dari Keyakinan

A:
Tingkat kemapanan seseorang diukur dari apa? Gaji besar, jabatan atau apa yang dia miliki seperti rumah, mobil, motor dan kebendaan lainnya. Atau kamu mengAamiini sebuah kemapanan itu bagaimana? Your personal thoughts.
B:
Sepertinya aku sedang berada disindrom gak mau apa-apa, bahkan diskusi hal yang menarik bersamamu kayak gini aja tak kuasa.
A:
Baiklah, mungkin kamu sedang butuh istirahat berpikir dan merasa. Selamat berduka, percayalah bahwa melepas sesuatu yang memenjarakan perasaan kita akan lebih baik. Meskipun belum tentu, tapi layak dicoba.
B:
Apakah kita bisa baik-baik dan berbahagia di waktu yang mungkin tak selamanya ini? Apakah kita bisa melewati hari-hari lebih sering dan panjang bersama untuk suatu hal yang mungkin sementara? 
Perlu aku ajuin pertanyaan ini ke dia gak?
A:
Tiap tindakan itu kan didasari motif tertentu. Nah kamu ngirim itu ke dia untuk apa? Sebenarnya kamu masih mau ya sama dia?
B:
Supaya dia bilang dengan tegas kalau dia gak pernah menginginkan aku.
A:
Bukankah itu akan menyakitkan? Semakin sakit semakin sulit untuk melangkah ke depan. Sakit hati kamu nanti akan menutup kemungkinan-kemungkinan yang akan ada.
B:
Daripada gak jelas, kalau dia bilang tidak kan aku lega, semuanya jadi selesai.
A:
Dia masih bisa kau raih lewat komunikasi dan pertemuan, dia sebenarnya ada untukmu. Cuma pertanyaan aku, kamu lagi memperjuangkan perasaan atau hanya feeding ego aja?
B:
Bukan memperjuangkan tapi mempertanyakan perasaan dia ke aku agar aku tahu harus bagaimana ke depannya.
A:
Iya paham, kalau dia bilang iya, lalu kalian mau apa?
B:
Bukan itu jawaban yang aku mau, jawaban yang aku mau itu tidak. Agar aku dapat berbahagia seperti sedia kala dan kembali berkelana seperti yang purba.
A:
Hahaha.
B:
Kok ketawa sih, aku kan lagi sedih.
A:
Kamu tuh heart breaker terbangsat yang aku kenal.
B:
Sialnya aku tak bisa brengsek ke dia. Kalau dia nanya yang aku mau dari dia apa? Aku jawab apa ya?
A:
Nah itupun aku penasaran, kamu maunya apa?
B:
Mau dia balikin hati aku.
A:
Hahaha, sejak kapan jatuh cinta ada garansi hati kembali? Jangankan hati, kewarasan aja sering gak balik.
B:
Semenjak ada dia kok aku bodoh gini sih, hadirnya mengobrak-abrik sistem tubuhku.
A:
Hahaha, sebelumnya kamu gak pernah kayak gini kan. Aku tahu kamu tuh tipe kayak gimana, kamu lebih memilih menjadi idola untuk para hamba-hambamu. Udahlah, gak ada yang bisa diperjuangin juga kan. Taruhlah dia merasa apa yang kamu rasa. Then what?

Lalu pergumulan batin di kepalanya pecah karena mendengar ajakan makan siang seorang rekan kerjanya yang beberapa bulan ini mereka saling tak dapat memandang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar