Ini kali ketiga aku memimpikanmu, sebangun pagiku aku ingin tertidur lebih lama dari biasanya. Aku merindukan percakapan-percakapan sederhana kita sejak kau putuskan mengakhiri hubungan pertemanmu denganku. Ada yang tertahan di bibirku yang tak bisa terucap tapi tak bisa jugaku tulis, salahku di mana?, mungkin aku salah karena punya kebiasaan buruk menghapus kontak, salahku kedua aku sangat perasa malam itu lebih dari yang sudah-sudah. Sudah lama kita tidak bertegur sapa, Sabtu tengah malam kemarin pesan singkatmu mengagetkanku, saking terkejutnya aku tak bisa balas apa-apa. Paginya ku menghubungimu dan seperti biasanya dengan gaya angkuhmu kau menutup pembicaraan dengan ramai sebagai dalih. Tuan, apakah karena kesalahan setitik rusak hubungan pertemanan kita selamanya?
Rabu, 29 Mei 2013
Selasa, 21 Mei 2013
Orang Asing yang Kembali Asing
Baru sebentar aku mengenalnya. Aku bukan pendengar yang baik tapi di dekatmu hal yang tidak perlu diceritakanpun aku siap mendengar. Berhati rendah serta partner diskusi yang tidak pernah menyudutkan lawan bicara. Kamu hebat yang tak mungkin kuraih, cerdas serta sahaja yang kukagumi. Jika memang berjodoh pasti ada saja jalan Tuhan untuk mendekatkan kita seperti tempat kerjamu yang baru tiba-tiba bersebelahan beberapa meter dengan rumahku, ajaib memang. Entah semesta maunya apa, entah rasa-rasanya hatikulah yang sangat ceroboh mudah sekali terjatuh. Malam itu kita kenapa, aku maksudnya, aku kenapa, aku menjauhkan kita padahal di hati menyimpan sesuatu yang mendebarkan yang tak dapat dijelaskan serta tak dapat diungkapkan dan kaupun berkata: lucu, orang yang bilang saling nyaman pada awalnya tahu-tahu menjadi orang asing pada akhirnya.
Kamis, 16 Mei 2013
Saling Suka tapi Tak Ingin Berjuang, Seklise Omong Kosongnya Pernyataan
Apa yang sekilas kubaca tapi tak ingin kupahami; jejak sajak dan puisi-puisimu. Kau tahu, dijadikan inspirasi dalam tulisan memang meninggikan tapi diperjuangkan jauh lebih indah. Mungkin kau salah satu orang munafik dari banyaknya orang munafik yang kukenal. Kau bilang suka tapi tak pernah kulihat ada sesuatu yang menggetarkan di dalamnya. Katanya kau sedang tidak ingin membangun suatu hubungan, tapi pada puan lain kau menjatuhkan hati dan pilihan.
Pagi itu aku terbangun lebih awal dari sang fajar, tanganku dengan lincah seperti biasanya mengetik namamu di kolom cariku. Kulihat wajah seorang puan kau pajang di sana, sejak saat itu kuberfikir lampau airmata kupernah terjatuh sia-sia. Bukan perihal jarak tapi dia, dia yang menjauhkan kita, dia yang namanya kau agungkan dalam puisimu yang lain.
Setragis-tragisnya cinta adalah cinta yang hidup hanya dalam cerita tanpa diingini menjadi nyata dan betapa ironinya kita.
Sabtu, 11 Mei 2013
Jumat, 10 Mei 2013
Langganan:
Postingan (Atom)