Selasa, 22 April 2014

Aku di Depanmu Melindungi, di Sampingmu Menjaga, di Belakangmu Mendukung

Suatu waktu, pada tahun-tahun yang lalu aku pernah mendapati panggilan kerja di sebuah perusahaan penerbangan, seperti biasanya ada satu orang yang selalu siap mengantar, menunggu dan menjemputku sebisa ia mampu. Ia ku ajak serta masuk ke dalam, dengan maksud agar bisa menungguku di lobi kantor, tapi tiba-tiba kita dihalang oleh penjaga gedung.


"Maaf mbak, yang boleh masuk yang hanya berpakaian rapi."
"Maksudnya aku boleh masuk dan kekasihku tidak, hanya karena dia memakai celana pendek? peraturan macam apa itu, anda tahu dia siapa? anda tahu yang punya perusahaan tembakau terbesar di Indonesia itu siapa? dia ini anak angkatnya, berani-beraninya anda mengusir dia, anda tahu Bob Sadino? beliaupun ke mana-mana lebih nyaman bercelana pendek. Ada baiknya saya urungkan niat untuk wawancara di tempat ini dan saya akan laporkan anda ke atasanmu." dengan gaya angkuh dan marah aku meninggalkan tempat itu seraya menahan senyum karena sadar omonganku agak ngelantur dan aku sedikit membual perihal anak angkat perusahaan tembakau.

Tak lamapun aku benar-benar menghubungi sumber daya manusia perusahaan tersebut untuk memberitahukan bahwa aku tak jadi datang untuk memenuhi panggilannya dan menyampaikan kejadian kurang menyenangkan dengan penjaga gedung barusan.

Aku sadar mungkin ada benarnya peraturan itu dibuat, kenapa pula aku harus marah, tapi aku memang sangat emosioanal jika ada orang yang meremehkan orang lainnya, melihat seseorang sebelah mata hanya karena kemasan atau latar belakang, terlebih-lebih jika menyangkut SARA. Sereaktifnya kah aku jika sudah berhubungan dengan orang-orang terdekatku. Tak ada yang boleh menyakiti orang-orang yang kukasihi, tidak juga kau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar