"Di mana aku?"
tiba-tiba posisiku di tempat yang hampir gulita, tapi aku masih bisa melihat ada banyak bangku seperti di sebuah resepsi pernikahan, ada layar putih lebar dan di sebelah kiri ada gua panjang yang di depannya dijaga seseorang sembari memegang kertas berisi daftar nama banyak orang, gua yang terdiri dari beberapa tingkatan rintangan. Aku duduk agak di belakang bersebelahan dengan orang-orang yang tidak aku kenali wajah dan perawakannya.
Di agak kejauhan aku dapat melihat dua kawan terbaikku juga ada di sini dan ketika menengok ke belakang ada kekasihku mengenakan jaket kulit berwarna cokelat turut serta, aku memang selalu menyukai pria yang memakai jaket kulit, dia terlihat tampan seperti biasanya. Selama dia tidak menyakitiku, walau jauh dari kata sempurna dia akan selalu indah di mataku. "Hai Nad, kau belum mendaftar?"
"Belum, sepertinya aku tak punya nyali untuk masuk ke sana, ke gua itu."
"Tapi kalau kau tak masuk dan mencobanya kau akan tetap di sini selamanya."
"Rintangan di dalam terlampau sulit, ada ujian tertulis, fisik dan psikis, tak ada satu orangpun berhasil dan mereka harus mengulang."
"Mendekatlah, sini ku tunjukan sesuatu. Ini bocoran ujian tertulis yang mungkin akan disoalkan di dalam, selain di dalam kita juga akan ditakut-takuti dengan sosok hantu dan sejenisnya. Bacalah dengan cepat dan seksama agar kau bisa menjawabnya."
Sesekali ku lihat tumpukan kertas yang diberikan dua kawanku itu, ku baca dan ku sadar di sana terdapat banyak tulisan tentangku di dalamnya, banyak hal menuliskan nama panjangku, aku semakin takut, terlintas di pikiranku permainan ini memang sengaja dirancang untukku dan pada akhirnya tinggal aku satu-satunya yang takkan pernah bisa keluar dari tempat ini.
Tiba-tiba layar besar di depan memutar pertunjukkan dan seraya petugas memberitahukan menggunakan penggeras suara bahwa sambil menunggu giliran akan disuguhkan tontonan hiburan. Lalu pertunjukkan badut muncul di layar, tak lama badut itu benar-benar nyata dan hidup, ia keluar dari layar semakin dekat menghampiriku, lebih dekat dan dekat. Ku pikir kalau aku takut dia akan semakin berani, jadi kucoba untuk memberanikan diri untuk melawannya, ah dia sangat kuat, tanganku digigitnya, lenganku hampir putus sesiku, kekasihku yang melihat kejadian itu langsung menarik tubuhku dan mengajakku keluar dari pintu belakang yang sudah lama dia amati.
"Kita akan pergi bebi, ke tempat yang lebih bercahaya, ke tempat yang tak remang dan tak lembab seperti di sini." ucapnya menguatkan.
Tapi penjaga gua tidak akan membiarkanku pergi begitu saja, dia menyuruh kelompoknya untuk mengejar dan mencariku . Aku berlari, aku sembunyi, aku jatuh, aku luka dan akhirnya aku terbangun dengan tangan kiri yang benar-benar terlihat memar dan dirasa nyeri.
Aku pernah membaca pernyataan bahwa orang yang
jika bermimpi dapat mengingat keseluruhan mimpinya secara detail dan dapat
menceritakan kembali berarti orang tersebut secara tidak sadar dapat
mengendalikan alam bawah sadarnya atau kerja otaknya lebih aktif dan orang
tersebut cenderung lebih reaktif, mungkin aku satu di antaranya. Mengingat di
dunia nyata sudah lama aku tak punya mimpi terlampau muluk dan banyak, maka tidur
adalah salah satu cara agar aku dapat merasakan sesuatu yang berbeda, yang
bisa saja tak mungkin akan terjadi. Mengingat banyak sekali mimpi yang masih bisa ku
ingat tapi kali ini yang ku ceritakan tadi adalah mimpi semalam. Mimpi yang menakutkan, tapi lebih menakutkan jika
hari-hariku tanpa orang-orang yang mengasihiku dan kukasihi pastinya. Tapi terkadang mimpi muncul dari ingatan-ingatan yang dipikirkan secara berulang dan seharian kemarin aku memikirkan ini. LOL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar