Senin, 24 November 2014

Tulisan Ketika Sakit

Malam itu aku mendapati dadaku sakit kali ke tiga di beberapa bulan belakangan ini. Orang sakit biasanya selalu berpikiran jauh lebih aneh dibanding orang sehat. Di usiaku yang tak muda lagi ku pikir aku kena serangan jantung seperti kakak ayahku yang belum lama meninggalkan kami dan serta merta membuat perusahaan keluar kami gulung tikar
mengingat beliau yang selama ini menjadi ujung tombak perusahaan, tapi ternyata aku hanya terkena gastritis akut. Banyak hal yang tak bisa atau tak mau tepatnya untuk aku terima; salah satunya adalah orang gempal sepertiku bisa juga terkena penyakit ini. Orang bertubuh gempal sakit gastritis itu seperti perempuan cantik tapi rajin berdoa, sesuatu hal yang langka, setidaknya menurutku, tapi tidak menurut medis.
Aku tipe orang yang percaya bahwa segala penyakit muasalnya dari angin. Penyakit jantung itu tak ada, yang ada oksigen dan darah tersumbat lemak dan angin ketika menuju jantung, itulah yang orang-orang kenal dengan istilah angin duduk. Sakit kepala pun sebenarnya disebabkan aliran arteri yang menuju otak tak lancar. Sedang sakit telinga dikarenakan ada angin yang menutupi sekitar lubang dan gendang alat pendengaranmu dan sakit-sakit lainnya. Itulah sebabnya mengapa aku lebih percaya dikerik daripada klinik.
Kita seringkali cemas oleh sakit padahal kematian adalah keniscayaan. Seharusnya yang lebih kita takuti adalah sebuah pernikahan, ketika kita kelak membangun keluarga tapi kita tak bisa menghidupi kata bahagia di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar