Pada hari Minggu dan aku tak
turut Ayah ke kota, karena ini bukan sebuah lagu yang sering kita dengar ketika kecil dulu, ini hanya tentang hari Minggu yang biasa biasa saja,
hari Minggu yang terik namun beberapa menit kemudian hujan.
hari Minggu yang terik namun beberapa menit kemudian hujan.
Hari Minggu di mana seorang
perempuan pergi ke luar rumah seorang diri untuk ke rumah makan lantas memesan menu
makanan paling nikmat di sana padahal perutnya tidak terasa lapar.
Hari Minggu di mana perempuan setengah gila memilih berjalan menelusuri jalan tol yang belum selesai dipugar di pinggiran kota.
Hari Minggu di mana dia bertemu dengan
seorang laki-laki yang gemar melukis semesta. Laki-laki berambut ikal
panjang sebahu, laki-laki yang rambutnya tergulung angin dengan tatapan dingin. Laki-laki yang pernah melukis
wajahku, walau gambarnya lebih bagus dari aslinya. Lalu aku
marah, semudah itu aku bisa marah padanya, semurka aku pada dunia.
Aku hanya butuh seseorang yang sekeyakinan denganku bahwa dunia ini tak baik hanya untuk sekadar merasakan arti baik-baik saja dalam hidup. Terima kasih kamu, laki-laki yang mengharuskan aku tetap waras karena dicintai orang sepertimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar