Senin, 19 Oktober 2015

Surat yang Kuberikan Secara Analog di Sembilan Oktober Duaribulimabelas Lalu

Mungkin aku hanya perempuan masa bodoh yang jauh dari kata picisan, aku tak tangkas mengumpulkan tiket teater kita dari awal berjumpa atau bon rumah makan, tempat wisata bahkan tempat singgah. Akupun tak pernah bisa memuji berlebih yang lebih kelihaatan palsu.
Mungkin kau lupa rasanya dikirimi surat cinta terlebih puji-pujian orang yang sedang jatuh hati, jadi hari ini akan aku ingatkan dengan singkat. 
Kau lelaki yang kutemui dengan paras seteduh pagi dengan rambut tipis sedikit kusut tergerai angin dan jari-jari yang begitu mungil. 
Terima kasih sudah mencintai ku dengan terlalu, menemaniku di jatuh dan bangkitku, di terjaga dan lelapku, di marah dan anomaliku.
Selamat berkurang usia, kamu. Semoga Tuhan mengasihi orang baik sepertimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar