Selasa, 16 Februari 2016

(Bukan) Surat Cinta

Akhir-akhir ini sepertinya saya kurang produktif menulis, terbukti dari tiga puluh hari, saya baru berhasil menulis satu tulisan ini. Tulisan ini pun dibuat bertepatan dengan paket quota internet beberapa gadget saya yang habis karena terlalu sering membuka video porno. Beberapa hari ini saya mengalami hari yang berat, adik saya menikah duluan tanpa izin saya dan memberi uang langkahan di depan toko mas dengan cara dilempar, betapa sakit hati di dada saya bertambah lebam mengingat selama dua puluh tahun bersaudara kami sama sekali tidak pernah sedikit pun tidak bersitegang.

Menjelang senja Ibu saya sakit-sakitan, dengan masih membawa ego atas mengapa saya tidak dilahirkan menjadi anak tunggal, selepas pesta pernikahan adik, saya membekali ibu dengan uang agar bisa ke RS tanpa saya. Sedang saya lebih memilih tinggal berpindah dari penginapan yang satu ke penginapan lainnya. Terdengar sangat antagonis sekali saya di tulisan ini. Saya rasa saya sudah bebal dengan dicapnya bedebah, keras kepala serta manusia dengan rasa simpati dan empati yang hampir punah. Saya sudah sering dijauhi dan dimusuhi karena pikiran-pikiran saya yang rumit serta berbeda, yang mungkin di kepala banyak orang tidak bisa terima di mana Ayah saya terkadang menjadi terkecualian dan kadang kala menjadi pengecualian.

Surat ini saya tujukan kepada siapa pun yang membaca, kepada orang-orang yang teriak anti LGBT tetapi sering memutar lagu-lagu Sam Smith, kepada mereka yang selfie atau memposting foto anak bayi atau balita mereka sehari bisa lima sampai sepuluh kali, kepada orang yang melike status di facebook, path dan instagramnya sendiri, kepada banyak orang yang sering membuat pencitraan bahagia pergi ke tempat-tempat indah dan mewah tapi hatinya terluka dan hampa, dengan ini saya bermaksud mengutarakan keinginan saya kepada kalian, kepada orang tua saya, kepada keluarga, kepada saudara, kepada sesama, kepada negara, kepada dunia, kepada semesta dan kepada yang Esa bahwa memang tidak ada dalil dan undang-undangnya tetapi saya ingin mempunyai suami dua, dengan ini saya siap dibenci sekali lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar